Musik dan Otak

Upaya pembelajaran saya tentang musik membangun keyakinan saya bahwa musik memiliki potensi untuk menerangi aspek-aspek fundamental dari fungsi otak manusia, termasuk bahasa, sifat aktif dari persepsi, dan pengolahan urutan kompleks yang terungkap pada waktunya.

Pembelajaran saya tentang music  ilmu saraf terbagi ke dalam tiga bagian.

1.  Hubungan Musik dan Bahasa

Pertama, Baik musik dan bahasa struktur fitur yang diucapkan berirama dan kaya. Kedua, untuk menghimpun elemen dasar (seperti nada atau kata-kata), yang digabungkan dengan cara yang berprinsip untuk menciptakan sesuatu, (urutan hirarki terorganisir). Artinya, musik dan bahasa berbagi fitur penting menjadi sistem sintaksis.
Mengingat kesamaan,
maka musik dan bahasa berfungsi independen,

2.  Musik Rhythm dan Pembangunan Persepsi

Persepsi tidak hanya pasif
seperti apa yang terlihat di dunia luar, tetapi sebuah proses konstruktif yang melibatkan interpretasi aktif, serta integrasi seluruh sistem otak. Fenomena beat musik menggambarkan fakta ini.
Setiap kebudayaan memiliki beberapa bentuk musik di mana pendengar biasa merasakan beat dan mereka bergerak selaras dengan irama musik.
Mengarah persepsi musik dan sinkronisasi mungkin tampak seperti kemampuan sederhana karena mereka begitu bebas, tapi penampilan bisa menipu.
Manusia adalah satu-satunya spesies secara spontan bergerak selaras dengan irama musik, dan dapat mengekstrak beat dari pola ritmik yang kompleks.

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apa aspek otak kita mendukung kemampuan luar biasa? Saya telah mencoba mempelajari persepsi irama musik untuk memeriksa kopling antara pendengaran dan sistem motor, dan bagaimana kopling ini berbeda dengan kopling sistem visual dan motorik.
Selain itu, saya mencoba mempelajari mekanisme otak persepsi beat, menunjukkan peran yang mungkin untuk sistem motor dalam bagaimana kita mendengar ketukan.
Memahami bagaimana pendengaran sistem motor yang digabungkan dalam persepsi memukul dan sinkronisasi dapat membantu dalam pengembangan pengobatan untuk gangguan motorik tertentu, seperti penyakit Parkinson, dimana musik berirama dikenal untuk membantu orang memulai dan mengkoordinasikan gerakan.

3.  Temporal Dinamika Aktivitas Otak Selama Persepsi Auditori

Untuk sementara saya percaya bahwa respon otak untuk suara adalah penting untuk memahami mekanisme otak dari proses pendengaran.
Saya telah mencoba mengembangkan metode baru untuk pelacakan stimulus yang berhubungan dengan aktivitas otak dari korteks pendengaran.
Saya mencoba mempelajari saat menggunakan magnetoencephalography (MEG), metode "penandaan frekuensi," disitu ditemukan bagaimana aktivitas otak berkembang dari waktu ke waktu sebagai pendengar melodi dan mengatur informasi pendengaran yang masuk ke sumber perseptual yang berbeda, atau memberikan perhatian selektif untuk stimulus pendengaran.
Hasil Pembelajaran saya menunjukkan bahwa pola-pola waktu yang sedang berlangsung, aktivitas dipengaruhi oleh struktur melodi, dan juga dipengaruhi oleh proses kognitif.

Sebagai contoh,  
Saya  menemukan bahwa perhatian selektif untuk pendengaran sebuah bersamaan disajikan visual stimulus memiliki efek  pada jumlah aktivitas saraf terkait dengan stimulus itu, tapi juga menghasilkan dampak yang besar pada waktu aktivitas otak yang berhubungan dengan rangsangan tersebut.
Secara khusus, ketika sebuah stimulus pendengaran dihadiri, stimulus yang berhubungan dengan aktivitas di daerah otak yang jauh menjadi sangat temporal berkorelasi.
Dengan demikian sistem auditori dan visual kemungkinan memiliki mekanisme fundamental berbeda untuk perhatian selektif, menunjukkan bahwa gangguan perhatian dalam dua domain mungkin perlu dirawat dengan pendekatan yang berbeda.

By. John Themaster